Monday, February 11

Menunggu Hujan Reda



Ingin menguak pintu
matamu selegam malam
mencari jawab sekian tanya
atau barangkali kutemu kembali cerita
yang terserak tinggal keping
berabad lamanya

Ingin susuri lorong-lorong rahasia
di antara kisi-kisi tanpanama;
merasai setiap luka
juga manis yang mungkin sisa

Takdir serupa kelopak bunga
mekar di ringkih pucuk ranting
menabur pelangi, meruahkan wangi
sekejab sebelum ditanggalkan musim;
Wahai, berapa jarak tawa dari luka?

Kini, di sini kita
ditautkan nasib, sama menunggu hujan reda
bertukar tatap sekali dua
merumuskan hasrat yang entah apa

Diam kupandangi seribu batang gerimis
seperti lembing
menghunjam koyak genang
air yang tak lagi bening

Doa terjaga di setiap tetesnya
berharap bukan di mata
rintik itu kan bermuara

 


Bdg, 110213