Saturday, August 30

Gumam 5



Barangkali, dalam hidup memang ada hal-hal yang ditakdirkan tergurat dalam di ingatan, berdiam lama di hati. Wajah-wajah,  nama-nama, tempat, waktu, juga peristiwa. Segala yang dibawa nasib. Sering hanya melintas lekas, namun memberi kesan yang tak gampang mati; seperti senja, seperti pelangi…
                     
Mkw ~ 290814

Saturday, August 23

Catatan Pagi



Kali ini, hujan di awal hari. Langit adalah hamparan kapas kelabu kumal. Angin mengusung udara beku, menggetarkan ranting dan daun perdu. Memucat laut. Sementara pulau-pulau kecil itu kian samar berdiam dikuyup air, ditabiri kabut.

Murung dan asing.

Tapi kita sama tahu; tak perlu keluh, apalagi caci. Setiap masa punya indahnya sendiri. Lagipula, tak ada yang benar-benar hilang dari pagi. Di sebalik gumpal awan dan tirai hujan ini, matahari tetap bergulir pada garisnya sendiri; menanti detik terbaik menularkan hangat ke bumi.

MKW, 210814 ~ Lepas Subuh

Sunday, July 20

Footnote




Teringat kata para saudara, dulu sekali, saat sesekali masih menyempatkan bermain di hutan atau sekali waktu terseret arus semangat mereka melakukan pendakian:

“Saat jalanan terasa menanjak, tak perlu terlalu sering menatap puncak – titik tujuan itu. Puncak takkan beranjak, terlalu sering menatapnya akan membuatmu terlanjur letih berpikir tentang jarak. Cukuplah menapak wajar semampumu, kepala runduk lumrah, membagi beban selaras badan,sabar dan mawas di setiap langkah; begitulah.. maka pendakian akan terasa lebih mudah.

Sesekali istirahatlah. Berhenti sejenak. Sempatkan menikmati panorama, menikmati gemercik air kali, atau kembang-kembang, atau burung-burung yang melintas sesekali.

Atau menghirup sepuasnya kesegaran udara, atau merayakan keindahan-keindahan kecil yang kita temui di sepanjang perjalanan kita; percaya saja, semua itu akan memperkaya kita.

Tapi jangan berhenti terlalu lama. Jangan melupakan tujuan semula. Segeralah kembali melangkah. Tanggalkan semua yang hanya menambah beban. Tinggalkan yang memang semestinya ditinggalkan. Jalan masih tersisa panjang, dan malas begitu gampang datang. Hari selalu memiliki batasnya, sedang cuaca tak pernah bisa diterka.”



Mkw, 180714

Sunday, May 4

Di Pantai



Di pantai, bunga karang tanggal patahan
Serpih cangkang lokan tanpa tuan
Terserak
Terdampar pucat menanti
Waktu untuk benar-benar pergi

Sesekali kesiur angin
Sesekali lengking camar bermain
Berkepak limbung mengecup laut
Sejengkal harap dari maut
Selembar daun
Tertatih melayah di air lelah
Tak berarah
Dan selalu saja ada yang tak terucapkan
Perlahan karam. Mungkin remuk
Berai seiring helainya membusuk

Sedang ombak tak pernah henti
Mengalun hidup
Geraknya debur mendentur
Mengusung sisa-sisa ke tepi
Serupa takdir
Mengarak samar hari-hari
Mengiring gerak ke penghabisan kali



Pasirputih~ Mei 2014

Sunday, April 20

Mimpi



Nyaris rindu renta itu tersampaikan. Dalam lirih bisik dan dekapan
Mungkin juga sebentuk kecupan

Namun pagi tergesa tiba. Mengetuk pintu kamarnya;
Menandai debar yang mesti kembali tanggal di dada


Awal hari, 180414