Sunday, March 30

Fragment #1



Malam. Diam kita sama menapak di aspal mati. Angin tiba. Menyisir
dinding-dinding setepi jalan. Gemetar batang pohon dan daunan.

Inilah kita. Jumpa di tengah kembara; tanpa kompas, tanpa
peta. Tak pasti. Mungkin yang terakhir kali. Sebab nasib berayun di detak
jarum. Sering tak berjarak baris tangis dan ulas senyum.

Jalanan mulai sepi. Bibir pantai tak jauh lagi. Seekor
anjing melintas berburu belulang sisa. Sepasang manusia melintas memburu sisa
cerita.

Di warung tenda, langkah kita terhenti. Menambat lelah di kursi
kayu, lenganmu menyandar di meja beku. Dua pengamen sumbang mengeja lirik lagu.

Memandangmu; memaknai segala yang dipersembahkan waktu. Sedang
remang lampu berkerlip. Berayun pasrah, seperti lelah; berapa kali, sebelum akhirnya
mati?

Kupesan minuman. Sekadar camilan. Kemudian untai kata. Sesekali
gelak tawa. Sesekali larik luka di mata. Ada yang luruh di sini. Mengiring malam
pesat meninggi.



Ujung Hari, 02-0314