Friday, May 31

Batas




Selalu ada sebuah titik di mana setelah kita sampai padanya, segalanya jadi tak lagi sama. Sebuah garis yang menjadi pemisah antara dua atau lebih hal yang berbeda, hal-hal yang kadang bahkan begitu bertentangan, baik dalam rupa, rasa, suasana, atau apapun. Sebuah Patahan. Sebuah Tepi. Sebuah Batas.

Sebagai sebuah pengertian, batas ataupun tepi ini membawa kita pada pemahaman bahwa fana adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Bahwa betapapun tampak sempurna, segala yang ada di dunia selalu memendam keterbatasan. Bahwa selalu ada yang membuat sesuatu jadi tak utuh. Bahwa tak ada yang abadi. Bahwa setiap hal memiliki waktunya masing-masing. Dan pada muaranya mestinya melahirkan pengakuan; memang tak pernah ada yang benar-benar mutlak selain Dia.

Pengetahuan akan keterbatasan pada semua yang ada dalam hidup ini mengusik, memunculkan banyak tafsir, yang kemudian berujung pada beragamnya reaksi dalam penyikapan. Ia rentan melahirkan rasa tak tentram.