Saturday, September 18

Biarlah Sama Menunggu


Kembali jejaki kotamu
sedang bulan beku di tubir langitku
seperti pesanmu, telah kusiapkan
seikat mawar, segenggam pasir dan kulit lokan
juga sejumput kabut dan wangi pandan
ingat aku
pinta kau sampaikan sebelum keberangkatan
penghias peraduan, bisikmu
kutatap tinggal sekerat
bulan pucat

Nanti
bila bulan telah benar benam
dan detik melirih dentam
itulah waktu janji ketemu

Kini,
biarlah sama menunggu


Bdg-Jkt, 180919

No comments:

Post a Comment