Monday, December 13

Jalan Larut di Kota Tua

jalan larut di kota tua
menggigil menyeka hujan sisa
bulan leleh di rumputan 
kersik luruh daunan 
wangi merepih batuan
retak di dada haru purba mendera
tak tertanggung


kayuh kaki tapaki
gulir takdir mengukir 
getir terakhir
yang masih saja rahasia

tiba di kelokan
pucat wajah bangunan
pucatmu menjelma lukisan

embun di mata bayang 
berlintasan peluk penghabisan
di satu pagi tak berangin
saat teraba genggam membeku 
jantung legam membatu
lalu nyeri 
menari di lingkar hayatku



Bdg, 131210, awal hari




No comments:

Post a Comment