pucat menyulam lengkung dan garis
di kepala:
kita sama menyusur jalan
berindap rapat berdekap dinaung ranting
angin mencipta denting
rintik menyusup hening
langit kampung lambung gunung
ruang mula kisah terhubung
kuingat:
di setiap persimpangan
sejenak henti, kita bertatap
dada berseling gugup dan harap
"Akankah mampu?" tanyaku
"Apalah mati di danau pandangmu," jawabmu
lalu senyum, lalu tawa
lalu luka
lalu luka
menyesak kabut kelabu
barangkali akan selalu
mata senyummu; sulur melulur sisa detikku
Bdg, 101210
No comments:
Post a Comment