Ada hening, takjub, khusuk,
memandang semburat tembaga langitnya, menikmati teduh gerak udaranya. Membuat
diri merasa jadi bagian sesuatu yang tak sepenuhnya terpahami.
Ada juga rasa sia-sia, terpisah,
menjauh; tak tersentuh. Selarik ngilu, mungkin haru, menyadari kembali sehari
lalu bukan lagi milikku.
Semesta muram seiring pijar yang
padam. Sementara di hati, rongga tercipta diam-diam. Mungkin karena setiap
senja selalu menegaskan adanya batas. Sebuah retakan yang memupus kesempurnaan;
sebuah ujung dari semarak petualangan.
Lalu kita pun belajar mengerti;
selalu ada sebuah tepi yang mustahil terlampaui.
Bdg, 161111
No comments:
Post a Comment